Toko 38 Kediri
LELAKI berkopiah hitam itu beberapa kali tampak menguap. Kelopak matanya juga sayu akibat menahan kantuk. Namun, dalam sekejap raut wajahnya kembali segar ketika ada pembeli datang.
Lutfi, penjaga toko kelontong di dekat kampus IAIN Kediri ini belum tidur semalaman. Pria kelahiran Kabupaten Sumenep, Madura itu rela mengurangi waktu tidur karena kiosnya buka 24 jam. Bahkan, toko yang beroperasi sejak setahun lalu ini belum pernah tutup. Meskipun saat hari raya Idulfitri maupun Iduladha, toko tetap buka.
“Hari raya kurban kemarin saya pulang ke Sumenep, ada karyawan yang menggantikan jaga,” kata Lutfi, Rabu, 26 Juli 2023.
Lelaki 39 tahun itu menjelaskan, buka 24 jam menjadi keunggulan kios kelontong miliknya. Sedangkan barang-barang yang dijual sama dengan produk umum yang ada di toko dan minimarket. Di antaranya sembako, minuman, snack, es krim, galon, elpiji, rokok, hingga perlengkapan MCK.
Kebutuhan sehari-hari yang biasa dibeli di Indomaret dan Alfamart, tersedia juga di toko kelontong milik Lutfi. Kebanyakan pelanggan adalah mahasiswa IAIN Kediri yang kos di dekat kampus. Jika saat tengah malam mereka kehabisan gula, kopi, minyak, beras, dan telur, kios Lutfi adalah solusinya.
“Tidak ada niat menyaingi Indomaret atau Alfa, kami hanya melayani kebutuhan masyarakat 24 jam, dengan harga lebih murah,” kata Lutfi.
Dia menambahkan, walaupun malam tetap buka, harga barang sama dengan siang hari. Saat tengah malam barang yang paling banyak dicari yaitu rokok. Dari kecenderungan itu, Lutfi menyediakan sedikitnya 50 lebih merek rokok.
Menurutnya, membuka toko di malam hari perlu kewaspadaan ekstra. Ketika didera rasa kantuk, aksi pencurian bisa saja terjadi. Demi keamanan, warung dipasang CCTV.
Lutfi bukan satu-satunya pengusaha toko kelontong asal Madura di kawasan Kediri. Misalnya Suhar, pria yang juga berasal dari Sumenep ini berbisnis warung kelontong di depan Pasar Bandar, Kota Kediri. Warung kelontong miliknya baru buka sekitar 7 bulan yang lalu.
“Berbisnis toko kelontong itu yang paling penting jangan sampai kehabisan stok,” kata Suhar.
Sebelum memutuskan ke Kediri, dia mengelola 3 toko di Jakarta. Kios-kios itu kini diserahkan ke anaknya. Dia memilih Pasar Bandar karena lokasinya strategis. Di pagi hari biasanya banyak pengunjung yang membeli sembako, sedangkan malam barang yang dicari yaitu bensin dan rokok.
Menurut Suhar, pengusaha asal Madura tidak hanya berbisnis sate ayam, cukur rambut, dan besi tua. Sebab, merintis usaha toko kelontong juga menjanjikan. Dalam sebulan, omzet yang diperoleh rata-rata 9-10 juta rupiah.
Selain Lutfi dan Suhar masih banyak lagi pengusaha asal Pulau Garam yang memilih merantau ke Kediri. Jika dihitung, mungkin jumlahnya mencapai puluhan. Mereka tersebar di permukiman, pasar, area kampus, dan kawasan di sekitar pondok pesantren. Konsepnya juga serupa, barang yang dijual lengkap, serta buka 24 jam. (Kholisul Fatikhin, Moh. Yusro Safi’udin)
Melaporkan kejadian bencana pohon tumbang, pada hari Minggu tanggal 08 Maret 2020 pukul 12:30 WIB. Di dusun Gondoriyo RT 3 RW 1 Desa Gondoriyo Kecamatan
Sertifikat Akreditasi Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.